Marlinda

Marlinda

Selasa, 08 Maret 2011

Analisis Puisi "Perempuan-Perempuan Perkasa"

PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
Karya ; Hartoyo Andangdjaja, 1973

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka?
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta api terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja


Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
ke manakah mereka?
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota


Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka?
Mereka ialah ibu-ibu berhati baja,
perempuan-perempuan perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa


Analisis Puisi ”Perempuan-Perempuan Perkasa”

a. Tema puisi
Tema dari puisi Perempuan-Perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangdjaja di atas adalah ”kisah perjuangan”.
Tokoh utama dari puisi di atas adalah para ibu-ibu desa yang bekerja mulai dari dini hari. Mereka terus bekerja walau penat dan letih menghampiri. Mereka berangkat ke stasiun dengan berjalan kaki walau dalam keadaan gelap gulita. Mereka berlomba dengan waktu.

b. Pelambangan / simbol
Pelambangan terdiri dari 4 lambang, yaitu lambang benda, lambang warna, lambang bunyi dan lambang suasana. Tetapi pada puisi ini hanya terdapat 2 pelambangan saja, yaitu ;
1) simbol benda
 sebelum peluit kereta api terjaga ; hari masih pagi atau dini hari
 di atas roda-roda baja mereka berkendara ; para ibu-ibu berkendara kereta api untuk menuju pasar
 berhati baja ; memiliki tekad kuat dan berpendirian teguh
 akar-akar yang melata ; rel-rel kereta api yang ada disepanjang bukit

2) simbol suasana
 Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta ; menggambarkan para ibu-ibu yang menggendong bakul di pagi hari untuk dibawa ke pasar
 Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa ; menegaskan kereta api yang berjalan di atas rel menuju ke stasiun
 Sebelum hari bermula dalam pesta kerja ; menggambarkan ibu-ibu yang bekerja dimulai pada pagi hari
 Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota ; memberikan suasana ibu-ibu yang bangun cepat dan berangkat pagi-pagi sekali
 Merebut hidup di pasar-pasar kota ; menegaskan perjuangan para ibu-ibu bekerja keras di pasar yang penuh persaingan dengan pedagang lain
 Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota ; menggambarkan jalur rel kereta yang dileawti kereta para ibu-ibu. Yang
 Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa ; memperkuat suasana bahwa para ibu bekerja untuk kelurga mereka yang hidup di desa

c. Gaya bahasa / majas
Adapun gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini diantaranya :
1) Personifikasi
 Sebelum peluit kereta api terjaga
 Mereka berlomba dengan surya
 Akar-akar yang melata

2) Metafora
 roda-roda baja
 akar-akar yang melata

3) Hiperbola
  •  Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
  •  Mereka ialah ibu-ibu berhati baja
  •  Merebut hidup di pasar-pasar kota
  •  Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota

d. Rima
1) Pengulangan frasa pada baris atau antar baris :
 Perempuan-perempuan
 bukit-bukit
 roda-roda
 pasar-pasar
 ibu-ibu
 akar-akar

2) Perpaduan bunyi konsonan /k/, /b/, /d/ dengan vokal /a/, /e/, /i/ ;
 Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa

3) Perpaduan bunyi konsonan / d/, /j/ dengan vokal /a/, / o/
 Di atas roda-roda baja mereka berkendara

e. Ritma
 Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
 Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
 Di atas roda-roda baja mereka berkendara
 Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
 Mereka ialah ibu-ibu berhati baja
 Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota

f. Kata konkrit

Sebelum peluit kereta api terjaga ; memperkonkrit bahwa stasiun yang belum ada aktivitas apa-apa
 Sebelum hari bermula dalam pesta kerja ; memperkonkrit bahwa belum ada kesibukan apa-apa dalam pasar
 Di atas roda-roda baja mereka berkendara ; memperkonkrit bahwa para ibu perkasa berangkat kepasar dengan kereta
 Mereka ialah ibu-ibu berhati baja ; memperkonkrit bahwa para ibu-ibu memiliki tekat kuat dan berpendirian teguh
 akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota ; memperkonkrit bahwa ibu-ibu itu pergi ke kota untuk bekerja memiliki semangat bekerja yang besar

g. Pencitraan
1) Imaji Visual
 Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
 Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
 Di atas roda-roda baja mereka berkendara
 Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta

2) Imaji Auditif
 sebelum peluit kereta api terjaga

3) Imaji taktil
 sebelum hari bermula dalam pesta kerja
 Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota
 merebut hidup di pasar-pasar kota
 Mereka ialah ibu-ibu berhati baja,
 Mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa
 perempuan-perempuan perkasa
h. Letak keindahan puisi
Letak keindahan dari puisi Perempuan-Perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangdjaja di atas adalah ;
1) Puisi merupakan salah satu karya terbaik dari Hartoyo Andangdjaja
2) Pilihan kata yang dipakai sederhana dan menggunakan kata-kata kiasan yang mudah dipahami
3) Kata-kata yang digunakan mempertajam imajinas
4) Kisah yang terkandung di dalamnya dapat mengajarkan kepada kita seberapa besar perjuangan ibu-ibu kita dalam hidup kita
5) Dalam pembacaan puisi ini dapat digunakan penekanan yang tegas
6) Simbol, gaya, rima, ritme yang digunakan sangat sederhana tapi menyatu satu sama lainnya sehingga menghasilkan puisi yang indah
7) Puisi ini sangat dramatis sehingga cocok digunakan untuklomba puisi terutama untuk tingkat sekolah dasar

16 komentar: